Koneksi Antarmateri Modul 3.1

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 "Pembelajaran Sosial Emosional"



ٱلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ ٱللَّٰهِ وَبَرَكَاتُهُ

Kegiatan Pemantik :

Bacalah kutipan ini dan tafsirkan apa maksudnya:


“Mengajarkan anak menghitung itu baik, namun mengajarkan mereka apa yang berharga/utama adalah yang terbaik”
(Teaching kids to count is fine but teaching them what counts is best).
Bob Talbert

Dari kutipan di atas, apa kaitannya dengan proses pembelajaran yang sedang Anda pelajari saat ini?
Dalam kegiatan belajar murid tentu ada hal yang menjadi prioritas yang akan jauh lebih berguna untuk mereka. Dalam hidup kita butuh tentang hitungan namun memahami kebutuhan hidup yang lebih utama atau lebih berharga jauh lebih dibutuhkan agar anak dapat mengelola atau meanajemen diri merka dimasa yang akan datang untuk siap menjadi bagian dari masyarakat.

Bagaimana nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak pada lingkungan kita?
Dalam kegiatan belajar murid tentu ada hal yang menjadi prioritas yang akan jauh lebih berguna untuk mereka. Dalam hidup kita butuh tentang hitungan namun memahami kebutuhan hidup yang lebih utama atau lebih berharga jauh lebih dibutuhkan agar anak dapat mengelola atau meanajemen diri merka dimasa yang akan datang.

Bagaimana Anda sebagai seorang pemimpin pembelajaran dapat berkontribusi pada proses pembelajaran murid, dalam pengambilan keputusan Anda?
Sebagai seorang pemimpin pembelajaran, dalam pengambilan keputusan dalam belajar tentu harus melihat kondisi tiap-tiap murid, latar belakang keluarga, sosial dan lingkungannya. Melihat background murid dari hal hal tersebut maka guru perlu melakukan sebuah keputusan yang berpihak pada murid karena hal ini penting dilakukan agar guru dapat menghadirkan kegiatan belajar yang menyenangkan bagi murid.

Menurut Anda, apakah maksud dari kutipan ini jika dihubungkan dengan proses pembelajaran yang telah Anda alami di modul ini? Jelaskan pendapat Anda.

Education is the art of making man ethical.
Pendidikan adalah sebuah seni untuk membuat manusia menjadi berperilaku etis.
~ Georg Wilhelm Friedrich Hegel ~
Pendidikan adalah seni, dan pendidikan adalah seni dalam menciptakan perilaku etis. Dalam ungkapan tersebut dapat dipahami adalah sebuah etika yang dimiliki murid dapat tercipta dari proses pembelajaran (pendidikan). Apa yang didapatkan selama anak mengenyam pendidikan maka akan sangat berpengaruh terhadap cipta etika yang terbentuk. Dalam membentuk etika, tentu proses pendidikannya tidak dapat disamakan antara yang satu dengan yang lain. Perlu seni atau variasi dalam mendidik etika anak disesuaikan dengan alam dan zaman pada saat itu.

Rangkuman Kesimpulan Pembelajaran (Koneksi Antarmateri):

Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Pratap Triloka Ki Hadjar Dewantara terdiri dari tiga semboyan yaitu ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Dari semboyan tersebut harapannya seorang guru harus memberikan contoh yang baik sebagai tauladan bagi siswanya. Tauladan tersebut berupa praktik baik dan karakter baik yang diperlihatkan guru kepada siswa sehingga menjadikan siswa pribadi yang terbiasa dengan lingkungan yang baik, diharapkan dengan pembiasaan lingkungan yang baik dapat membentuk karakter siswa yang baik pula. Terlebih pada zaman sekarang perkembangan teknologi sangat pesat sehingga menuntut guru untuk bijak ketika melihat pengaruh teknologi terhadap kegiatan pembelajaran. Pembelajaran tidak lagi hanya berkutat pada apa yang disampaikan guru saja, tetapi guru lebih ke arah fasilitator yang memfasilitasi siswa dalam pembeajaran. Hubungan slogan yang ketiga pada Pratap Triloka, tut wuri handayani dengan peran guru sebagai pemimpin pembelajaran adalah seorang guru mendukung dalam pengembangan potensi siswa. Setiap siswa memiliki potensi pribadi masing-masing. Guru dapat memanfaatkan potensi yang dimiliki siswa dan memberikan dukungan terhadap potensi mereka.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai-nilai yang tertanam pada diri kita sebagai pendidik tentunya harus mencerminkan karakter kita yang baik dan patut di contoh sebagai panutan. Karakter yang positif dalam pembelajaran dapat diciptakan dari lingkungan sekolah yang menerapkan budaya-budaya positif. Di mulai dari budaya positif yang dibiasakan di luar pembelajaran/ dalam kegiatan sekolah sampai budaya positif yang terintegrasi dalam pembelajaran. Nilai-nilai dalam budaya positif dapat diterapkan guru dalam pembelajaran sosial emosional. Secara tidak langsung guru menanamkan emosional yang positif kepada siswa melalui kegiatan bernafas sebelum pembelajaran, meditasi, mengungkapkan perasaan, jujur, tanggung jawab dalam pembelajaran dan lain sebagainya. Nilai-nilai positif akan mengarahkan kita mengambil keputusan dengan resiko yang sekecil-kecilnya. Keputusan yang mampu memunculkan kepentingan dan keberpihakan pada peserta didik.

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.
Pengambilan Keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching ini dapat kita lakukan dengan siswa atau rekan sejawat. Dalam coaching baik rekan sejawat ataupun murid melatih sosial emosional diri mereka yang akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Sebagai guru, kita harus sabar dalam membimbing siswa menemukan potensinya karena hal tersebut adalah tujuan kita dalam menjadikan siswa yang dapat memiliki bekal untuk memanfaatkan dan menggali potensinya dalam memecahkan masalah. Guru harus menahan diri untuk tidak memberikan solusi permasalahan tetapi tetap memberikan pertanyaan-pertanyaan pemantik yang dapat menggiring siswa menemukan potensinya dan menentukan rencana aksi apa yang akan dilakukannya untuk menyelesaikan permasalahannya. Dengan siswa mampu menyusun rencana aksi nya sendiri, diharapkan siswa akan bertanggung jawab terhadap apa yang sudah direncanakan. Peran guru dalam hal ini hanya sebagai pemantau terhadap tanggung jawab yang dilakukan siswa. Materi ini sangat bermanfaat sekali untuk kedepan saya sebagai guru agar dapat mengambil keputusan yang bijak. Yang menjadi beban adalah keyakinan dan kemantapan hati ketika kita mengambil keputusan yang notabene nya keputusan tersebut menyangkut kepentingan banyak orang.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Guru adalah sosok yang akan ditiru oleh muridnya dari sikap tutur kata dan perbuatan sekari-hari. Maka seorang guru harus dapat mengelola emosionalnya serta dpat menjalin hubungan sosial yang baik dimanapun berada. Jika sosial emosional seorang guru sudah baik dan terkontrol maka kebijakan-kebijakan yang diambil akan berdampaik baik untuk lingkungan sekolah dan masyarakat. Etika seorang guru adalah salah satu sumber belajar murid yang mempengaruhi karakter murid dimasa yang akan datang

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Seorang pendidik harus mamapu melihat problem yang ada di lingkungannya. Pendidik yang mampu melihat permasalahan dari berbagai kaca mata dan pendidik yang dengan tepat mampu membedakan apakah permasalahan yang dihadapi termasuk dilema etika ataukah bujukan moral. Seorang pendidik ketika dihadapkan dengan kasus-kasus yang fokus terhadap masalah moral dan etika, baik secara sadar atau pun tidak akan terpengaruh oleh nilai-nilai yang dianutnya. Nilai-nilai yang dianutnya akan mempengaruhi dirinya dalam mengambil sebuah keputusan. Jika nilai-nilai yang dianutnya nilai-nilai positif maka keputusan yang diambil akan tepat, benar dan dapat dipertanggung jawabkan dan begitupun sebaliknya jika nilai-nilai yang dianutnya tidak sesuai dengan kaidah moral, agama dan norma maka keputusan yang diambilnya lebih cenderung hanya benar secara pribadi dan tidak sesuai harapan kebanyakan pihak.Kita tahu bahwa Nilai-nilai yang dianut oleh Guru Penggerak adalah reflektif, mandiri, inovatif, kolaboratif dan berpihak pada anak didik.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Tentunya pengambilan keputusan yang win win solution dan tentunya keputusan yang tidak berpihak pada satu pihak/aspek dan memiliki resiko yang sangat minim menjadikan keputusan tersebut merupakan keputusan yang bijaksana bagi semua pihak. Dengan kebijaksanaan keputusan tersebut tentunya menjadikan suasana lingkungan yang positif, kondusif, aman, dan nyaman.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan yang muncul dari internal sekolah dan juga eksternal sekolah pasti ada disaat kita akan mengambil sebuh keputusan yang dilematis. Terlebih soal etika tiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Rekan sejawat yang tidak mau berkolaborasi serta orang tua siswa yang tidak mau berperan aktif bersama-sama dalam permasalahan yang muncul dari murid. Segala sesuatu yang kita putuskan, pasti juga memiliki resiko kesulitan. Meskipun kesulitan tersebut dapat kita minimalisir, tetapi kesulitan tersebut tidak dapat kita hilangkan begitu saja. Pengambilan keputusan yang bijaksana pasti sudah memikirkan jalan keluar dari kesulitan yang akan dihadapi. Kasus dilema etika yang kita hadapi pasti memiliki tingkat kesulitan yang berbeda-beda dalam pelaksanaannya.

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Tentu sangat berpengaruh terhadap pembelajaran yang memerdekakan murid. Pengaruh tersebut dapat baik dan dapat juga buruk. Pengambilan keputusan yang menerapkan 9 langkah pengambilan keputusan dan mempertimbangkan beberapa nilai memusatkan pada kebaikan siswa tentu akan menjadi dampak yang positif bagi siswa. Dengan demikian, guru sebagai pemimpin pembelajaran harus memusatkan perhatian dalam pengambilan keputusan kepada kepentingan siswa. Sebagai guru, tentu tujuan kita adalah menjadikan siswa generasi yang dapat kita andalkan dalam masa depan, sehingga apapun keputusan yang kita ambil, kita juga harus menjadikan kebaikan bagi siswa kita sebagai pertimbangan utama

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Pemimpin pembelajaran haruslah memiliki karakter sosial emosiaonal yang baik. Bijak dalam mengambil sebuah keputusan dengan pertimbangan yang matang. Karena seorang pemimpin pembelajaran merupan sosok yang akan menjadi tolak ukur dan cermin yang tentunya ditiru oleh murid. Dan pengalaman melihat pemimpin pembelajar itulah yang akan mempengaruhi murid-muridnya dimasa yang akan datang. Di masa depan mereka akan tumbuh menjadi pribadi-pribadi yang matang, penuh pertimbangan dan cermat dalam mengambil keputusan-keputusan penting bagi kehidupan dan pekerjaannya. Keputusan yang diambil oleh seorang guru akan menjadi ibarat pisau yang disatu sisi apabila digunakan dengan baik akan membawa kesuksesan dalam kehidupan murid di masa yang akan dating. Demikian sebaliknya apabila kebutuhan tersebut tidak diambil dengan bijaksana maka bisa jadi berdampak sangat buruk bagi masa depan murid-murid.

Apakah kesimpulan akhir yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Seorang Guru Penggerak seharusnya menjadi aktor pengambilan keputusan yang berlandaskan kepada filosofi Ki Hajar Dewantara yang dikaitkan sebagai pemimpin pembelajaran. Keputusan yang didalamnya dapat diterima oleh semua pihak dan berpihak pada murid. Pengambilan keputusan harus berdasarkan pada budaya positif dan menggunakan alur BAGJA yang akan mengantarkan pada lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman (well being). Penting pula untuk melihat sebuah permasalahan dari berbagai sudut pandang sehingga kita dapat merestitusi murid untuk menggali keinginan mereka dalam mencari solusi sendiri. Dalam pengambilan keputusan seorang guru harus memiliki kesadaran penuh (mindfullness) untuk menghantarkan muridnya menuju profil pelajar pancasila. Dalam perjalanannya menuju profil pelajar pancasila, ada banyak dilema etika dan bujukan moral sehingga diperlukan panduan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan untuk memutuskan dan memecahkan suatu masalah agar keputusan tersebut berpihak kepada murid demi terwujudnya merdeka belajar.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Konsep dalam pengambilan sebuah keputusan tidak hanya didasarkan pada pemikiran dan pertimbangan semata, akan tetapi diperlukan adanya 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah-langkah pengujian pengambilan keputusan, agar keputusan yang diambil tepat sasaran dan bermanfaat untuk orang banyak. Disamping itu secara personal, dalam pengambilan keputusan diperlukan satu sikap keberanian dan tegas tentu dengan segala konsekuensinya. Jika konsep telah dilaksanakan dalam pengambilan keputusan dilema etika, maka diharapkan meminimalisir pelanggaran terhadap aturan yang ada.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?
Pernah dalam mengambil sebuah keputusan dalam pembelajaran hanya mengedepankan keputusan yang saya anggap baik dari sudut pandang saya. Tanpa menggunakan konsep 4-3-9 dalam pengambilan keputusan. Dan tentu kadangkala keputusan tersebut tidak dapat diterima oleh pihak lain yang merasa dirugikan. Bedanya dalam modul ini membuat rancangan dalam mengambil keputusan secara terkonsep terarah dan mencari solusi kebijakan dengan win win solution.

Bagaimana dampak mempelajari konsep ini buat Anda, perubahan apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak yang saya rasakan tentu dengan konsep pengambilan keputusan merubah paradigma dan cara berfikir. Bahwa perlu banyak pertimbangan ketika sebuah kebijakan yang mengandung dilema harus saya putuskan. Dulu ketika mengambil keputusan terkadang gegabah tanpa pemikiran panjang. Dengan belajar modul ini saya menjadi lebih kaya akan pengetahuan bahkan telah mempraktikkan, bagaimana cara pengambilan keputusan yang tepat dengan menggunakan langkah-langkah tertentu yang tak lepas dari paradigma dan prinsip-prinsip yang ada.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Tentu sangat penting mengingat kita sebagai CGP perlu menghadirkan sebuah kegiatan pembelajaran yang dalam prosesnya perlu mengambil sebuah keputusan kebijakan yang bijak. Dari keputusan tersebut akan dihasilkan kebijakan -kebijakan yang akan mewarnai perjalanan sekolah untuk mewujudkan merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, maka seorang guru harus memiliki keterampilan dalam pengambilan keputusan yang mengandung nilai-nilai kebajikan. Sebagai landasan dalam pengambilan keputusan tersebut tentunya mengacu pada 9 langkah 4 paradigma dan 3 prinsip.

TERIMA KASIH

وَالسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ

Komentar

  1. Sangat menginspirasi sekali Pak untuk penjelasannya, terutama dalam pengambilan keputusan harus mempertimbangkan dengan paradigma prinsip dan langkah-langkah yang tepat untuk mendapatkan keputusan sesuai dengan nilai-nilai kebajikan yang kita yakini.

    BalasHapus
  2. Semoga dengan pembelajaran tersebut Bapak bisa menjadi Pemimpin Pembelajar yang bijak ketika mengambil sebuah keputusan.

    BalasHapus
  3. luar biasa pak Randy blognya sangat menginspirasi. Semangat dan terus berkarya.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini